Selasa, 10 Juli 2018

🌈RAMADHAN🌈

☪️HIKMAH PUASA.
(MENTADABBURI KEMAHASEMPURNAAN SIFAT-NYA).

Seluruh perbuatan Allâh, kehendak dan syari’at-Nya, berikut segenap ciptaan-Nya, adalah cerminan dan manifestasi sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang Mahaagung lagi Mahasempurna. Allâh memuliakan orang-orang berilmu karena Dia memiliki nama al-‘Alïm yang Mahamengetahui. Allâh mentakdirkan tak satu pun hamba-Nya yang suci dari kesalahan, karena Dia adalah at-Tawwâb yang Maha pemberi taubat dan al-‘Afuww yang Mahapemaaf. Allâh menetapkan had dan jihad dalam syari’at-Nya, karena Dia adalah al-Mu-‘min yang Maha memberi keamanan. Surga adalah perwujudan sifat Rahmat-Nya, sebagaimana neraka adalah konsekuensi dari kesempurnaan sifat Adil-Nya.
Allâh menyerukan hamba-hamba-Nya untuk bersabar karena kesabaran yang Mahasempurna adalah sifat-Nya. Allâh memerintahkan hamba-Nya untuk mencintai orang-orang yang beriman, tidak lain karena sifat-Nya yang Mahapenyayang. Allâh memerintahkan kita untuk menolong sesama karena Dia adalah an-Nâshir yang Mahapenolong.
Tidak makan, tidak minum, dan tidak membutuhkan pasangan, adalah di antara sifat-sifat Allâh yang Mahasempurna. Dan puasa seolah mengingatkan kita akan Kemahasempurnaan sifat-sifat Allâh tersebut. Hanya Dia yang memiliki sifat-sifat tersebut, maka hanya Dia pula yang layak untuk disembah dan diibadahi.
Ketika menjelaskan salah satu hikmah mengapa Allâh mengkhususkan puasa dibanding ibadah yang lain, Al-Imâm Ibnul Jauzi rahimahullâh (wafat: 597-H) mengatakan:
“Bahwasanya makna hadits di atas (puasa itu untuk-Ku); ‘Ketidakbutuhan pada makan dan minum adalah sifat-Ku’. Maka orang yang berpuasa seakan-akan tengah bertaqarrub pada Allâh dengan sesuatu yang menyerupai sifat-Nya (bukan hendak menyerupai sifat Allâh, karena sudah dimaklumi tak ada satu pun yang menyamai-Nya-pent).” [Kasyful Musykil min Hadïts ash-Shahïhain: 3/167]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar